Indonesia Masih Jadi Negara Tujuan Investasi
Indonesia
Masih Jadi Negara Tujuan Investasi
Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan financial. Contoh investasi adalah pembelian berupa asset financial seperti obligasi, saham , asuransi. Dapat juga pembelian berupa barang seperti mobil atau property seperti rumah atau tanah.
Lebih luasnya investasi dapat berarti pembelian barang modal untuk produksi dalam suatu usaha misalnya pembelian mesin. Bahkan pemberian pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang membuat lebih mahir dalam bekerja bisa dikatakan sebagai investasi. Kesamaan dari semua investasi diatas adalah harapan memperoleh keuntungan (gain) di kemudian hari.
Investasi yang akan
kita bahas bahas disini adalah investasi berupa asset financial dan lquid yang
terjadi di pasar uang, pasar komoditi berjangka dan pasar saham diantaranya :
saham, obiligasi, derivatif.
Menteri
Perindustrian Saleh Husain menilai sampai dengan saat ini Indonesia masih
meriarik bagi investor asing yang mau menanamkan investasinya dibandingkan
negara ASEAN lain seperti Thailand dan Malaysia. "Indonesia masih punya
daya tarik tersendiri bagi Investor Asing," katanya kepada wartawan sesaat
setelah membuka acara Business Matching Indonesia-Jepang, di Kantor Kemenperin,
Jakarta, Senin (1/12).
Rasa
menariknya itu, karena saat ini Indonesia membuka diri terhadap negara lain
yang ingin menanamkan investasinya disini. Disamping itu, kondisi politik yang
kondusif juga menjadi pertimbangan dan memunculkan rasa kepercayaan tinggi
investor terhadap Indonesia. "Investor ingin kenyamanan dalam
berinvestasi, dan mereka mendapatkan di Indonesia makanya mereka lebih memilih
Indonesia dalam berinvestasi dibandingkan negara lain," ujarnya.
Namun
demikian disinggung mengenai tingginya biaya produksi di Indonesia, seperti
upah buruh, kenaikan BBM, dan kebijakan lain menurutnya investor yang masuk ke
Indonesia pasti sudah memperhitungkan plus minusnya. Meski demikian, yang jelas
pastinya kami dari pemerintah (Kemenperin) memberikan jaminan kepada investor,
tentu kita berbicara dalam bentuk upah tenaga kerja, bagaimana permasalahan ini
tidak terlalu berdampak kepada investasi di Indonesia.
"Kami
sudah menjamin arah kebijakan kami (Kemenperin) ke depan menyeimbangkan antara
keinginan investor dan para pekerja. Dengan begitu negara yang belum masuk
berinvestasi bisa masuk, dan yang sudah bisa memperbesar investasinya,"
terangnya.
Pada
kesempatan sebelumnya, mantan Kepala Badan Koordinasi Penananam Modal (BKPM),
Mahendra Siregar, mengatakan stabilitas ekonomi dan politik Indonesia masih
menjadi daya tarik asing dalam menanmkan investasinya di Indonesia.
Menurutnya,
Indonesia masih menjadi radar investasi asing saat ini, sebab berdasarkan
survei yang dirilis Japan Bank for International Cooperation (JBIC), tahun ini
Indonesia masuk pada peringkat pertarna negara yang diminati untuk
berinvestasi. Peringkat tersebut lebih tinggi dari Thailand dan beberapa negara
Asean lainnya.
"Terlepas
dari apa yang terjadi di Thajliand dan Filipina saya rasa investasi ke
Indonesia menjadi salah satu yang terpenting buat para investor saat ini,
bahkan JBIC memberikan peringkat pertarna Indonesia dan ada di atas dua negara
yang sedang bermasalah tersebut," jelasnya.
Dengan
semakm besarnya investasi yang masuk ke Indonesia tahun depan, pemerintah tidak
terlalu berharap ada relokasi industri Thailand dan Filipina. "Memang di
ASEAN ada dua negara yang bermasalah dan kita tidak hidup dari masalah itu.
Jadi tanpa itu kita bisa tarik investasi lebih banyak," tegasnya.
Sedangkan,
realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal
Asing (PMA) kuartal III/2014 sebesar Rp 119,9 triliun. Nilai itui kembali
memecahkan rekor tertinggi. Pasalnya, nilai ini mengalami peningkatan sebesar
19,3% dibandingkan periode sama 2013.
"Realisasi
PMDN meneapai Rp41,6 triliun. Angka itu meningkat 24,2% dibandingkan periode
sama tahun lalu. Sedangkan PMA mencapai Rp78,3 triliun atau mengalami
pertumbuhan 16,9%," ujarnya.
Mahendra
menjelaskan kinerja investasi di triwulan ketiga tahun ini tetap berlangsung
baik dan meningkat di tengah-tengah proses pilpres dan transisi pemerintahan.
Sementara, terkait prospek tahun depan, Mahendra juga mengungkapkan, kinerja
investasi selama sembilan bulan pertama tahun ini yang tumbuh 16,8% memberikan
optimisme.
Dia
mengungkapkan, dengan kepercayaan ekonomi dalam negeri tahun 2014 realisasi
investasi diperkirakan tetap turnbuh 15% dari tahun ini, bahkan mungkin bisa
melebihi target sebesar Rp 906 triliun. Realisasi tersebut akan didorong oleh
pehingkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang lebih besar dari tahun
ini.
Sementara
itu,menurut Josua Pardede, Ekonom PT Bank lnternasional Indonesia Tbk (BNII),
mengatakan ada peluang relokasi industri dari Thailand dan Filipina ke
Indonesia, tetapi diperkirakan tidak terlalu besar.
Namun,
dilihat dari potensi dan faktor fundamental dalam jangka panjang Indonesia
memiliki prospek yang baik Prospek tersebut bisa dilihat dari pasar domestik
yang cukup besar atau 40% dari total populasi ASEAN, bonus demografi dan sumber
daya alam yang melimpah. agus
Sumber dan
Referensi :
Komentar
Posting Komentar