Optimisme Perekonomian Indonesia 2016
Optimisme Perekonomian Indonesia 2016
Mengawali tahun 2016, Indonesia harus
mampu membangun optimisme untuk menghadapi setiap situasi ekonomi, baik global
maupun domestik. Namun, kondisi ini harus tetap diwaspadai karena mengingat
kondisi ekonomi global yang lebih rentan dengan krisis karena mudah
berubah-ubah.
Berkaca dari tahun lalu, pengaruh terbesar bagi ekonomi Indonesia di 2016 bisa jadi antara lain, yaitu pertama perlambatan ekonomi Tiongkok dan kedua masih rendahnya harga minyak. Bahasan pertama adalah pengaruh Tiongkok ke Indonesia. Sebagai mitra dagang terbesar Indonesia, perlambatan di Tiongkok berarti memberi pengaruh pada kegiatan ekspor. Perlu dicatat, ekonomi dunia juga mendapat pengaruh yang sama atas perlambatan ini. Melihat hal ini, tentunya pola ekspor Indonesia pun harus mulai diubah, dari barang mentah menjadi barang jadi/ barang konsumsi.
Kedua, terkait harga minyak. Secara otomatis, minyak
menjadi referensi harga bagi komditas lain, dimana nilai minyak yang rendah
berimbas pada harga komoditas yang rendah. Indonesia sendiri mulai berusaha
untuk mengurangi ketergantungan kepada komoditas pada 2015 lalu. Di dalam
negeri, harga minyak ini mengganggu ide pengembangan energi terbarukan karena
harganya menjadi lebih murah untuk dikonsumsi.
Hal ketiga ialah, Kebijakan suku bunga Bank
Sentral Amerika Serikat juga pasti berpengaruh pada kondisi ekonomi dalam
negeri, khususnya sektor keuangan. Hal ini tentunya harus kita antisipasi
sehingga sektor keuangan Indonesia tetap dalam kondisi stabil.
Pemerintah berkomitmen untuk melakukan koordinasi agar
dapat menjaga fundamental ekonomi baik makro, moneter, maupun fiskal. Salah
satu hal yang penting adalah bagaimana mengoptimalkan belanja dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja (APBN) karena ini menjadi salah satu faktor penyokong
pertumbuhan tahun 2016. Di sisi lain, penyerapan juga mulai digenjot mulai dari
awal tahun, dimana proses lelang telah diizinkan untuk dilakukan sejak November
2015. Pada Januari 2016, beberapa proyek pekerjaan infrastruktur telah dimulai,
antara lain pada Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Kementerian Perhubungan. Tahun ini,
pemerintah mengupayakan adanya penyerapan yang lebih merata, dimana distribusi
penyerapannya juga akan terlihat di semester I.
Yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana cara untuk melakukan optimalisasi pajak, agar “Pekerjaan Rumah” dari tahun sebelumnya, dapat dijawab. Melihat masih sangat besarnya potensi pajak Indonesia, salah satu hal yang perlu dicermati adalah penerimaan yang bersumber dari Wajib Pajak Orang Pribadi. Angka terkini mengenai rasio pajak tersebut masih sangat kecil dibanding potensinya. Menteri Keuangan telah menugaskan Direktur Jenderal Pajak, untuk benar-benar serius menggali Wajib Pajak Orang Pribadi pada tahun ini, ditambah juga untuk tetap menggali Wajib Pajak Badan dan menjaga Pajak Pertambahan Nilai tidak terjadi kebocoran. Ini diharapkan dapat menjaga harapan dalam penerimaan pajak.
Pemerintah berkomitmen untuk menjalankan APBN 2016
dengan lebih baik, baik dari sisi penerimaan, belanja, maupun pembiayaan. Lebih
lanjut, pemerintah juga berharap APBN yang lebih baik dapat memberikan dampak
pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, sehingga kinerja perekonomian Indonesia
2016 menjadi lebih baik dari 2015.
Pendapat dan harapan para Pelaku Ekonomi
untuk mewujudkan fundamental ekonomi Indonesia di 2016 baik dari sisi makro,
moneter, maupun fiskal.
Mengawali tahun 2016, para pelaku ekonomi Indonesia
juga menunjukkan optimisme yang sejalan dengan pemerintah. Mereka meyakini
bahwa perekonomian Indonesia tahun 2016 akan lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya.
Menurut Ketua Focus Group Pembiayaan Pembangunan dan
Perbankan ISEI Destry Damayanti, optimisme ini dapat terlihat dari beberapa
leading indicator, seperti business tendency index dan consumer
confidence index, yang menunjukkan perbaikan. “Jadi saya sangat confidence,
2016 ekonomi kita akan mulai baik, dan peran pemerintah sebagai agent of
development akan sangat menentukan di 2016,” katanya saat wawancara terkait
optimisme 2016 baru-baru ini.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)
Rosan P. Roeslani juga menyebutkan bahwa dunia usaha juga mulai merasakan optimisme
di 2016. “Karena dari paket kebijakan pemerintah dan pencapaian-pencapaian yang
ada, kita merasakan bahwa 2016 ini jauh lebih baik dari 2015, yang memang
merupakan tahun yang penuh tantangan,” jelasnya.
Dengan optimisme ini, pertumbuhan 2016 diperkirakan
akan lebih tinggi dari 5 persen, seperti yang disampaikan oleh Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ari Kuncoro. “Salah satu perkembangan
dari Kuartal III adalah mulai stabilnya nilai rupiah, dan itu mendorong kembali
orang melakukan pengeluaran,” katanya. Dengan ini, angka konsumsi beranjak
pulih, sehingga pertumbuhan tahun 2016 diperkirakan akan lebih tinggi dari 5
persen.
Sumber dan
referensi : http://www.kemenkeu.go.id/Wide/optimisme-perekonomian-indonesia-2016
Komentar
Posting Komentar